Langkah Tak Kenal Lelah

 


Langkah Tak Kenal Lelah

Di sebuah desa kecil di pinggiran kota, hiduplah seorang pemuda bernama Bima. Sejak kecil, ia sudah terbiasa bekerja keras. Ayahnya telah tiada, dan ibunya hanya seorang penjual sayur di pasar. Sebagai anak sulung, Bima merasa bertanggung jawab untuk membantu keluarganya.

Setiap pagi sebelum matahari terbit, Bima mengayuh sepeda tuanya menuju pasar. Ia membantu ibunya berjualan sebelum berangkat bekerja di pabrik kayu. Upahnya memang tak seberapa, tapi ia tak pernah mengeluh. Setelah pulang dari pabrik, ia masih menyempatkan diri membantu tetangganya membangun rumah atau bekerja serabutan demi tambahan penghasilan.

Di tengah kesibukan dan kelelahan, Bima punya impian besar: ia ingin membuka usaha sendiri. Selama bertahun-tahun, ia menyisihkan sedikit demi sedikit uang dari hasil kerjanya. Ia belajar tentang bisnis dari buku bekas yang ia beli di kios loak dan bertanya kepada orang-orang yang lebih berpengalaman.

Suatu hari, kesempatan itu datang. Pabrik tempatnya bekerja mengalami kebangkrutan dan harus memberhentikan banyak karyawan, termasuk Bima. Namun, alih-alih meratapi nasib, ia melihat ini sebagai peluang. Dengan tabungan yang telah ia kumpulkan, ia mulai membuka usaha kecil-kecilan menjual kerajinan kayu. Awalnya, ia hanya membuat beberapa produk sederhana seperti bingkai foto dan hiasan dinding, tetapi berkat ketekunan dan kegigihannya, usahanya mulai berkembang.

Lambat laun, pesanan datang dari berbagai tempat. Produk kayunya mulai diminati di kota, bahkan ada yang memesan dari luar daerah. Bima mempekerjakan beberapa pemuda di desanya yang juga kehilangan pekerjaan akibat bangkrutnya pabrik.

Kini, ia bukan lagi buruh pabrik yang bekerja dari pagi hingga malam, melainkan seorang pengusaha muda yang sukses berkat kerja keras dan tekadnya. Ia membuktikan bahwa nasib bisa diubah dengan usaha yang tak kenal lelah.

Dan di bawah langit sore yang mulai meredup, Bima menatap rumah kecilnya dengan senyum bangga. Ia tahu, perjalanan masih panjang, tetapi satu hal yang pasti—ia tidak akan pernah berhenti melangkah.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

kabur Aja Dulu

bintang di langit malam

Asal Usul Kota Tasikmalaya