kutukan di balik cahaya bulan

 



Kutukan di Balik Cahaya Bulan

Di sebuah desa terpencil, ada sebuah legenda yang ditakuti oleh penduduknya. Mereka percaya bahwa di hutan lebat di pinggiran desa, ada makhluk setengah manusia, setengah ular yang berkeliaran di malam hari.

Namun, bagi Ayu, legenda itu hanyalah cerita lama yang diceritakan untuk menakuti anak-anak. Ia lebih percaya pada logika daripada mitos. Sampai suatu malam, ketika ia memutuskan untuk mencari kebenaran di balik cerita tersebut.

Dengan senter di tangan, Ayu menyusuri jalan setapak menuju hutan. Angin malam berembus dingin, dan suara binatang malam bergema di sekelilingnya. Saat ia semakin masuk ke dalam hutan, suara gemerisik terdengar di semak-semak.

Ayu berhenti. Jantungnya berdegup kencang. “Siapa di sana?” serunya.

Tiba-tiba, dari balik pohon besar, muncullah seorang pria. Namun, yang membuat Ayu membeku bukanlah wajahnya, melainkan tubuh bagian bawahnya—yang berupa ekor ular besar berwarna hitam berkilauan.

Ayu mundur dengan napas tersengal. “Kau… kau siapa?”

Makhluk itu menatapnya dengan mata tajam berwarna kuning keemasan. “Namaku Reza,” katanya dengan suara dalam. “Aku adalah manusia setengah ular… dan aku juga bagian dari desa ini.”

Ayu terbelalak. “Itu tidak mungkin!”

Reza menghela napas. “Dulu aku manusia biasa, tapi keluargaku terkena kutukan karena kesalahan leluhur kami. Setiap bulan purnama, aku berubah menjadi seperti ini.”

Ayu masih tidak percaya, tetapi rasa takutnya mulai digantikan oleh rasa penasaran. “Apa yang bisa menghentikan kutukan itu?” tanyanya.

Reza menatap langit, di mana bulan purnama bersinar terang. “Aku harus menemukan jimat kuno yang telah lama hilang… Jika tidak, aku akan terus menjadi seperti ini selamanya.”

Ayu merasa ada sesuatu yang menarik dalam kisah Reza. Entah mengapa, ia tidak lagi merasa takut, melainkan ingin membantunya.

“Mungkin aku bisa membantumu,” kata Ayu akhirnya.

Reza menatapnya, seolah tidak percaya. “Kau tidak takut padaku?”

Ayu tersenyum samar. “Takut, tapi aku lebih penasaran.”

Dan sejak malam itu, petualangan mereka pun dimulai. Bersama, mereka mencari cara untuk menghentikan kutukan, mengungkap rahasia lama yang terkubur di desa mereka, dan menghadapi kegelapan yang lebih besar dari yang mereka bayangkan.

Karena terkadang, legenda bukan sekadar cerita… tapi kenyataan yang menunggu untuk diungkap.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kabur Aja Dulu

bintang di langit malam

Asal Usul Kota Tasikmalaya